Friday, 25 March 2022

Pengabdian kepada masyarakat Di Desa Pemo kecamatan kelimutu

 


Pemo, 20-27 Oktober 2021 15 Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Flores  mengadakan kegitan pengabdian kepada masyarakat dengan menjadi relawan Budaya dalam ritual adat Joka Ju

kegitan ini di lakukan sebagai bentuk pelaksanaan Tri Darma perguruan tinggi di bidang pengabdian kepada masyarakat, sekaligus pelaksanaan kunjungan UF sebagai mediator Budaya dengan Ikut terlibat dalam pelaksanaan Vestifal Budaya Joka Ju 

Dalam pesta adat Joka Ju, Ana Kalo Fai Walu (komunitas masyarakat adat) sebagai penggarap lahan, wajib mboko satu tu gha tubu, (membawa beras, ayam dan tuak) yang diantar ke rumah adat. Setelah itu baru upacara Joka Ju, sehingga harapan Mosalaki dan Ana Kalo Fai Walu (tua adat bersama komunitas masyarakat adatnya) tentang Tedo Tembu Wesa Wela (tanam, tumbuh, hambur pun hidup) dapat tercapai. Untuk melaksanakan upacara adat Joka Ju, semua mosa lai (tua adat) berpakaian adat Luka Lesu, Senai (kain destar dan selendang). Para Mosalaki Pu’u, Mosalaki Ria Bewa, Mosalaki Ulu Eko, Mosalaki Turu Tengu Kana Wara, Mosalaki Tuke Sani Ria Bewa, dan Mosalaki Ine Tana Embu Watu melaksanakan ritual adat Joka Ju untuk menolak roh-roh jahat agar seluruh masyarakat desa di Kampung Adat Pemo bekerja dengan hasil berlimpah. Upacara pesta adat ini biasanya dilaksanakan setiap tahun pada bulan Oktober. Rangkaian upacara tersebut melalui beberapa tahapan, seperti mengambil hati babi dalam keadaan hidup-hidup untuk dilihat (meramal) tentang keadaan atau peristiwa yang akan terjadi dikampung mereka. Melalui hati babi, mosalaki dapat memperlihatkan atau meralamalkan bahwa kampung mereka dalam bercocok tanam dan bertani akan mendapat rejeki dan memperoleh hasil yang berlimpah dan semua kehidupan di masyarakat berjalan lancar. Menurut mereka, tradisi Joka Ju sebagai bentuk apresiasi pertanggungjawaban manusia dalam menggandakan talenta kehidupan yang dimaknai dengan “mboko satu tu gha tubu, wi ana kalo fai walu tedo. Tembu wesa wela” yang dapat diartikan ‘kami mempersembahkan kepada Mu Allah dan leluhur kami apa yang telah kami hasilkan agar Allah dan leluhur menambahkan kami benih yang akan mendatangkan hasil berlimpah. 

Desa Wisata Pemo di kecamatan Kelimutu merupakan salah satu desa/kampung adat yang telah diakui oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ende. Namun, walaupun telah di akui desa ini masih sangat asing di telinga masyarakat luar. Letak dari desa ini pun berada dikawasan Taman Nasional Kelimutu sehingga desa ini pun termasuk dalam tanggung jawab Dinas Pariwisata. Akses ke desa ini masih sangat memprihatinkan dimana jalan masuknya sangat sempit dan berbatu. Keadaan masyarakat desa Pemo dapat dikatakan makmur walaupun 80% masyarakat mata pencariannya adalah berkebun. Hasil panen sangat menentukan kelangsungan dan kesejahteraan masyarakat desa. Tidak hanya itu masyarakat pun telah dibantu dengan adanya BUMDES dan UKM sehingga dapat menyalurkan hasil karya mereka seperti Kain (sarung) Tenun, kerajinan tangan, dan yang paling terkenal kebun Edelweis beserta Strawbery. Dari hasil panen dan kreatifitas masyarakat yang memanfaatkan alam, maka kepercayaaan dan rutinitas yang harus dilakukan oleh masyarakat desa ialah upacara adat dimana mereka meminta restu dan berkat dari Tuhan dan leluhur.

Upacara Adat Joka Ju telah ada sejak dahulu kala dan selalu dilestarikan serta dijaga oleh masyarakat desa. Namun keindahan budaya ini tidak dikenal oleh masyarakat luar karena kurang di perhatikan. Kemudian kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarakat desa sangatlah banyak. Namun karena kurangnya SDM masyarakat desa, sehingga kekayaan ini tidak dapat dijangkau oleh produsen maupun konsumen dari luar. Tidak hanya itu, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai teknologi yang dapat membantu mereka menghasilkan produk dari kekayaan alam yang ada menjadikan perekonomian mereka menurun. Dari permasalahan yang ada maka, Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Universitas Flores mengangkat Upacara Adat Joka Ju menjadi Festival budaya tahunan dan mengundang para wisatawan untuk dapat berpartisipasi dan melihatnya. Langkah ini dilakukan untuk memperkenalkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh masyarakat desa tanpa harus mengubah dan menghilangkan makna dan kesakralan dari Upacara tersebut. Pemerintah pun telah membantu masyarakat dengan menyalurkan dana desa dan membangun BUMDES serta UKM untuk membantu masyarakat meningkatkan SDM dan pemahaman mereka tentang peningkatan taraf ekonomi desa tersebut dengan memasarkan hasil panen dan karya mereka ke luar.

Selain itu dengan adanya festival ini banyak pengunjung dari luar daerah yang datang berkunjung untuk melihat dan membeli hasil panen berserta kreatifitas masyarakat desa sehingga terjadi proses pasar pada saat itu. Hal ini secara tidak langsung membantu perekonomian masyarakat desa. Selama upacara berlangsung para mahasiswa turun langsung menyiapkan segala macam kebutuhan seperti melakukan pembersihan di sekitar lingkungan desa, membantu menyiapkan makanan, melayani tamu, dan menyambut tamu. Para mahasiswa pun turut terlibat dalam melakukan pemasaran produk dan hasil panen masyarakat, dengan memperkenalkan dan membantu memproduksi, serta memasarkan hasil panen dan kreatifitas masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini juga banyak masyarakat dari luar yang mulai tertarik untuk mengunjungi bahkan membeli produk kerajinan tangan masyarakat desa. 

aFestival adat Desa Pemo Joka Ju adalah sebuah pintu atau gerbang pintu perekonomian yang nyata bagi masyarakat desa Pemo. Upacara Adat Joka Ju melibatkan semua elemen masyarakat dimana setiap orang berpartisipasi langsung dalam menyukseskan upacara tersebut dengan dibantu para relawan budaya yang tidak lain merupakan mahasiswa/i Universitas Flores. Tidak hanya membantu melancarkan rangkaian festival, namun juga meningkatkan taraf perekonomian masyarakat desa Pemo. Walaupun fakta yang berada di lapangan kurang membuahkan hasil yang maksimal, masyarakat dan para relawan telah sangat berusaha mengerahkan segala tenaga dan pikiran demi menyukseskan Festival ini. Dari abdimas ini para relawan yang adalah mahasiswa/i dapat mengimplementasikan/ mempraktekkan apa yang telah dipelajari di universitas dan dapat belajar turun ke lapangan untuk mengisi setiap kekurangan yang dibutuhkan dalam ferstival tersebut.

0 comments:

Post a Comment